Redupnya Si ‘Gadis’ Periang yang Berjuang Demi Masa Depan

foto: hak milik pribadi

Panggil saja ‘Gadis,’  itu nama seorang perempuan berusia 22 tahun saat ini dan masih berstatus lajang kerap juga disebut gadis. Namun ‘Gadis’ kali ini berbeda, ia dikenal dengan sosok yang periang, ceria, dan pendengar setia kisah orang lain.

Tak jarang orang jika mengobrol dengannya selalu tertawa, bahkan orang asing punya hal yang sama.

Teman sekolah, kampus dan dekatnya senang berada di sampingnya.

‘Kamu positif vibes banget ya dis.’ 

Mereka selalu bilang bahwa Gadis merupakan teman yang mempunyai aura positif jika berada di dekatnya. 

Namun, sebagian orang tidak tahu dibalik kebahagiaannya menutupi kesedihan hidupnya.

Bagi orang berada di rumah adalah tempat ternyaman untuk di singgahi, namun bagi Gadis, rumah bisa menjadi dua keadaan, bertahan atau pergi.

Gadis memiliki keluarga inti yang cukup sederhana, ia hidup bersama seorang ibu, abang dan adiknya. Dan ia merupakan anak perempuan satu-satunya dari ketiga saudara laki-lakinya.

Ia mempunyai dua abang dan satu adik, abang pertama dipanggil ‘Bang Na’ yang berbeda 7 tahun dengannya, abang keduanya dengan panggilan ‘Bang Malik’berbeda 5 tahun dan adiknya bernama ‘Dek Rassya’ yang berbeda 13 tahun.

Dilihat dari latar belakang pendidikan saudaranya, kedua kakaknya hanya menempuh lulusan SMA, adiknya masih duduk di bangku SD.

Dia memulai pendidikannya pada tahun 2021 di salah satu universitas bernama UIN Syarif Hidayatullah, Jurusan Pendidikan Bahasa Inggris. Saat ini ia menjalankan Semester 7 nya.

Baginya usaha yang ia tempuh untuk menyelesaikan pendidikannya dapat memberikan rasa bangga terhadap pencapaian terbarunya yang akan diberikan kepada dirinya dan orang tuanya.

Ternyata hal ini tidak cukup mudah untuk menghadapi segala permasalahan yang selalu datang menghampirinya dan keluarganya.

Semakin bertambah umur, semakin banyak permasalahan yang perlu dihadapi. Permasalahan yang ada di hidupnya menjadi rumit, terutama ketidakstabilan ekonomi  menjadi salah satu hambatan untuk pendidikannya.

Beberapa kali dihantui oleh rasa khawatir karena takut terlambat membayar uang atau terjeda pada semester tiga dan enam.

‘Gadis tenang aja, insyaallah, mama usahain ada biaya untuk kuliah ya.’

Sering kali terlintas ucapan mama nya, membuat Gadis terus berjuang dan melanjutkan mimpinya.

Bukti perjuangannya membuahkan untuk menjadi pribadi yang lebih kuat dengan kapabilitas diri yang ia punya.

Karena ia yang selalu dihadapkan dengan cobaan, membuat dirinya memiliki pemikiran yang lebih rasional dan kritis dan sosok orang yang dewasa.

Meskipun saat ini ia tidak seperti Gadis dahulu yang bersinar memberikan cahayanya kepada orang lain, dengan redupnya cahaya yang ia miliki dapat kembali bersinar terang kelak yang akan turut menyinari kehidupannya juga.


Post a Comment

Lebih baru Lebih lama